Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi

Kali ini saya ingin membagikan artikel berkaitan dengan Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi. Artikel ini saya dapatkan sewaktu mengikuti kuliah Perencanaan Irigasi.
http://nextandy509.blogspot.com/

Baiklah lagsung saja pada pembahasan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah:


a. Penarikan trase saluran, diusahakan :
> dalam perencanaan Saluran diperlukan peta topografi berskala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000, kemiringan    medan harus tergambar jelas
>Menentukan elevasi muka air saluran, 
>Muka air rencana sama atau dibawah elevasi tanah. Hal ini untuk menghindari pencurian air atau penyadapan liar dan menghemat biaya
>Elevasi muka air harus cukup tinggi, agar dapat mengaliri sawah-sawah yang paling tinggi pada petak-petak tersier

b. Letak bangunan sadap
>Batas-batas petak tersier ditetapkan berdasarkan peta topografi skala 1 : 5.000 dengan luas rata-rata 50 – 100 Ha
>Kemudian ditentukan lokasi bangunan sadap sedemikian rupa sehingga mampu mengaliri petak tersier.

c. Ketinggian muka air di bangunan sadap
>Tinggi muka air di bangunan Sadap tersier pada saluran Primer atau Sekunder dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Keterangan :
- P = elevasi muka air di saluran primer atau sekunder
- A = elevasi lahan sawah
- a = lapisan genangan air di sawah ( 10 cm )
- b = kehilangan tinggi energi disaluran kuarter ke sawah ( 5 cm )
- c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter ( 5 cm )
- d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran di saluran  irigasi
- e = kehilangan tinggi energi di boks bagi
- f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong 
- g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap
-h = variasi tinggi muka air 
- z = kehilangan tinggi energi di bangunan tersier lain

d. Menentukan kemiringan saluran di lapangan,
kemiringan saluran mengikuti kemiringan medan pada peta topografi (kontur). Cara terbaik adalah memplot elevasi pada titik potong trase saluran dengan garis kontur
e. Kemiringan Medan ( Io )
Kemiringan medan tiap ruas dapat ditentukan dengan persanaan :
Keterangan :
RWLu = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hulu
RWLd = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hilir
H0  = Jumlah perkiraan kehilangan tinggi pada bangunan dan saluran
L    = Panjang ruas


CONTOH

1. Daerah Irigasi M yang terdiri dari 7 petak tersier dengan skema seperti pada gambar  dibawah 
Untuk masa tanam pada musim kemarau ( awal ) pada periode 1 direncanakan budidaya tanaman sebagai berikut :
Kebutuhan air di tetapkan : 
Padi = 1.00  l/det/ha
Tebu = 0.50  l/det/ha
Palawija = 0.25  l/det/ha
Kehilangan air di jaringan primer dan sekunder = 15 %, dan di jaringan tersier = 25 %
Debit yang tersedia di bendung = 406  l/det
Perhitungan kebutuhan air di pintu tersier sbb:

Petak 1 = 100%/(100%-25%) x (28x1 + 8x0.5 + 18x0.25)  = 48.67  l/det
Petak 2 = 100%/(100%-25%) x (18x1 + 6x0.5 + 14x0.25)  = 33.67  l/det
Petak 3 = 100%/(100%-25%) x (41x1 + 15x0.5 + 27x0.25) = 73.67  l/det 
Petak 4 = 100%/(100%-25%) x (37x1 + 12x0.5 + 23x0.25) = 65.00  l/det 
Petak 5 = 100%/(100%-25%) x (27x1 + 8x0.5 + 22x0.25)  = 48.67  l/det 
Petak 6 = 100%/(100%-25%) x (49x1 + 16x0.5 + 26x0.25) = 84.67  l/det 
Petak 7 = 100%/(100%-25%) x (31x1 + 9x0.5 + 20x0.25)  = 54.00  l/det 
                                                                         ------------------------------------
                                         JUMLAH       = 408.35 l/det



Kehilangan air di saluran primer dan sekunder 
= 0.15 x 408.35) = 61.25 l/det
Kebutuhan air di bendung = 408.35 + 61.25 = 469.6  l/det
Faktor keamanan (k) air = 406 / 469.6 = 0.86
Agar pembagian air adil 
 tiap petak dikalikan dengan angka keamanan (k) tersebut 

Debit (Q) yang diperlukan di pintu Pengambilan
Qd = kebutuhan air di bangunan pengambilan
Qf = kebutuhan air di sawah
L  = Prosentase kehilangan air


di pintu B2 =
(100%/(100%-15%) x (0.86)(38+91+60))= 191.22 l/det
Di pintu B4 = 
(100%/(100%-15%) x (0.86)(72+57)) = 130.52  l/det 


2.Tentukan dimensi saluran kuarter b2 yang melayani  areal 10.4 ha, jika kebutuhan air 1.4 l/det/ha,  kemiringan I = 0.002, 
Rumus Strickler :

V = Kecepatan aliran (m/det)
k = koefesien kekasaran Strickler
      pasangan batu = 60
      beton = 70
      tanah = 35 – 45
R = Jari-jari hidrolis (m) = A/p
A = luas penampang basah (m2)
p = keliling basah (m)
I = kemiringan saluran
m = kemiringan talud saluran 










Kebutuhan air (Q)  = 10.4 x 1.4 = 15.6  l/det
b diambil = 0.30 m  tinggi saluran basah  ( h ) =    0.14 m, 
tinggi jagaan (w) = 0.20 m, kemiringan talud sal. (m) = 1





Demikianlah artikel mengenai Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

0 komentar:

Post a Comment

Auto Scroll Stop Scroll