Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi
Kali ini saya ingin membagikan artikel berkaitan dengan Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi. Artikel ini saya dapatkan sewaktu mengikuti kuliah Perencanaan Irigasi.
Baiklah lagsung saja pada pembahasan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah:
a. Penarikan trase saluran, diusahakan :
Baiklah lagsung saja pada pembahasan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah:
a. Penarikan trase saluran, diusahakan :
> dalam perencanaan Saluran diperlukan peta topografi berskala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000, kemiringan medan harus tergambar jelas
>Menentukan elevasi muka air saluran,
>Muka air rencana sama atau dibawah elevasi tanah. Hal ini untuk menghindari pencurian air atau penyadapan liar dan menghemat biaya
>Elevasi muka air harus cukup tinggi, agar dapat mengaliri sawah-sawah yang paling tinggi pada petak-petak tersier
b. Letak bangunan sadap
>Batas-batas petak tersier ditetapkan berdasarkan peta topografi skala 1 : 5.000 dengan luas rata-rata 50 – 100 Ha
>Kemudian ditentukan lokasi bangunan sadap sedemikian rupa sehingga mampu mengaliri petak tersier.
c. Ketinggian muka air di bangunan sadap
>Tinggi muka air di bangunan Sadap tersier pada saluran Primer atau Sekunder dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Keterangan :
- P = elevasi muka air di saluran primer atau sekunder
- A = elevasi lahan sawah
- a = lapisan genangan air di sawah ( 10 cm )
- b = kehilangan tinggi energi disaluran kuarter ke sawah ( 5 cm )
- c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter ( 5 cm )
- d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran di saluran irigasi
- e = kehilangan tinggi energi di boks bagi
- f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong
- g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap
-h = variasi tinggi muka air
- z = kehilangan tinggi energi di bangunan tersier lain
d. Menentukan kemiringan saluran di lapangan,
kemiringan saluran mengikuti kemiringan medan pada peta topografi (kontur). Cara terbaik adalah memplot elevasi pada titik potong trase saluran dengan garis kontur
e. Kemiringan Medan ( Io )
Kemiringan medan tiap ruas dapat ditentukan dengan persanaan :
Keterangan :
RWLu = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hulu
RWLd = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hilir
H0 = Jumlah perkiraan kehilangan tinggi pada bangunan dan saluran
L = Panjang ruas
CONTOH
1. Daerah Irigasi M yang terdiri dari 7 petak tersier dengan skema seperti pada gambar dibawah
Untuk masa tanam pada musim kemarau ( awal ) pada periode 1 direncanakan budidaya tanaman sebagai berikut :
Kebutuhan air di tetapkan :
Padi = 1.00 l/det/ha
Tebu = 0.50 l/det/ha
Palawija = 0.25 l/det/ha
Kehilangan air di jaringan primer dan sekunder = 15 %, dan di jaringan tersier = 25 %
Debit yang tersedia di bendung = 406 l/det
Perhitungan kebutuhan air di pintu tersier sbb:
Petak 1 = 100%/(100%-25%) x (28x1 + 8x0.5 + 18x0.25) = 48.67 l/det
Petak 2 = 100%/(100%-25%) x (18x1 + 6x0.5 + 14x0.25) = 33.67 l/det
Petak 3 = 100%/(100%-25%) x (41x1 + 15x0.5 + 27x0.25) = 73.67 l/det
Petak 4 = 100%/(100%-25%) x (37x1 + 12x0.5 + 23x0.25) = 65.00 l/det
Petak 5 = 100%/(100%-25%) x (27x1 + 8x0.5 + 22x0.25) = 48.67 l/det
Petak 6 = 100%/(100%-25%) x (49x1 + 16x0.5 + 26x0.25) = 84.67 l/det
Petak 7 = 100%/(100%-25%) x (31x1 + 9x0.5 + 20x0.25) = 54.00 l/det
------------------------------------
JUMLAH = 408.35 l/det
Kehilangan air di saluran primer dan sekunder
= 0.15 x 408.35) = 61.25 l/det
Kebutuhan air di bendung = 408.35 + 61.25 = 469.6 l/det
Faktor keamanan (k) air = 406 / 469.6 = 0.86
Agar pembagian air adil
tiap petak dikalikan dengan angka keamanan (k) tersebut
Debit (Q) yang diperlukan di pintu Pengambilan
Qd = kebutuhan air di bangunan pengambilan
Qf = kebutuhan air di sawah
L = Prosentase kehilangan air
di pintu B2 =
(100%/(100%-15%) x (0.86)(38+91+60))= 191.22 l/det
Di pintu B4 =
(100%/(100%-15%) x (0.86)(72+57)) = 130.52 l/det
2.Tentukan dimensi saluran kuarter b2 yang melayani areal 10.4 ha, jika kebutuhan air 1.4 l/det/ha, kemiringan I = 0.002,
Rumus Strickler :
V = Kecepatan aliran (m/det)
k = koefesien kekasaran Strickler
pasangan batu = 60
beton = 70
tanah = 35 – 45
R = Jari-jari hidrolis (m) = A/p
A = luas penampang basah (m2)
p = keliling basah (m)
I = kemiringan saluran
m = kemiringan talud saluran
Kebutuhan air (Q) = 10.4 x 1.4 = 15.6 l/det
b diambil = 0.30 m tinggi saluran basah ( h ) = 0.14 m,
tinggi jagaan (w) = 0.20 m, kemiringan talud sal. (m) = 1
Demikianlah artikel mengenai Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
Anda sedang membaca artikel tentang Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi dan anda bisa menemukan artikel Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi ini dengan url http://nextandy509.blogspot.com/2012/07/langkah-langkah-perencanaan-jaringan.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Langkah-langkah Perencanaan jaringan Irigasi ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
0 komentar:
Post a Comment