METODE PENJADWALAN PROYEK
1.1.1 Waktu dan Durasi Kegiatan
Dalam konteks penjadwalan,
terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (time)
dan kurun waktu (duration). Bila
waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun
waktu atau durasi menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
suatu kegiatan, seperti lamanya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 jam.
Menentukan durasi suatu kegiatan biasanya dilandasi volume pekerjaan dan
produktivitas crew/kelompok pekerja
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Produktivitas didapat dari pengalaman crew melakukan suatu kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya atau database
perusahaan.
1.1.2
Bagan Balok atau Barchart
Barchart ditemukan oleh Gantt dan
Fredick W. Taylor dalam bentuk bagan balok, dengan panjang balok sebagai
representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya informatif,
mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan
sederhana.
Bagan balok terdiri atas
sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek,
sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan
sebagai durasinya.
Pada bagan ini juga dapat
ditentukan milestone/baseline sebagai
bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktivitas proyek
secara keseluruhan. Untuk proses updating,
bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan bertambah
atau berkurang sesuai kebutuhan dalam proses perbaikan jadwal.
Penyajian informasi bagan
balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan
kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang
terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan
dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan.
1.1.3
Kurva S atau Hanumm Curve
Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T.
Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga
akhir proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan,
waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif
dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi
mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari
sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek.
Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi
dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan
hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat
menggunakan metode lain yang dikombinasikan, misal dengan metode bagan balok
yang dapat digeser-geser dan Network
Planning dengan memperbarui sumber
daya maupun waktu pada masing-masing kegiatan.
Untuk membuat kurva S, jumlah
persentase kumulatif bobot masing-masing kegiatan pada suatu periode di antara
durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan
dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume
kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan
meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan
kembali mengecil.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat
berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan
dibagi nilai anggaran, karena saruan biaya dapat dijadikan bentuk persentase
sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.
1.1.4
Metode Penjadwalan Linier (Diagram Vektor)
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan
jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan
kegiatan yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongan/tunnel atau proyek industri manufaktur.
Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut karena
menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi
keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang
lain.
Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan
gedung bertingkat dengan keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif sama.
Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa
kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal
ini dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan
linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat
ditampilkan oleh metode network.
Anda sedang membaca artikel tentang METODE PENJADWALAN PROYEK dan anda bisa menemukan artikel METODE PENJADWALAN PROYEK ini dengan url http://nextandy509.blogspot.com/2012/09/metode-penjadwalan-proyek.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel METODE PENJADWALAN PROYEK ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
senang bisa membantu....
ReplyDelete